Kemarin kita sampai di ayat ke-214, yang terkait tentang……….., ditutup dengan ujian bahwa Allah menanyakan kepada kita, disebutkan dalam ayat berikut:

QS. Al-Baqarah (2): 214. am ḥ as ibtu m an tadkh u lu l -jan n ata wa lam m ā ya`tiku m  m aṡ alu llaż īn a kh alau m in g qablikum , m ass at -humul-ba`s ā`u waḍ ḍar r ā`u wa zu lz ilụ  ḥ attā yaqụ lar -r as ụ lu wallaż īn a ām an ụ m a’ahụ m atā n aṣ r u llāh , alā in n a n aṣ r allāh i  qar īb [Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, “Kapankah datang pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.]

Apakah kalian mengira akan masuk surga sedemikian mudah, Rasulullah mengatakan,”Surga Allah itu nilainya sangat mahal, nilainya tidak terhingga.” Di dunia saja kita merasakan mahalnya fasilitas dan pelayanan, dan kita pun merasakan mulai meningkatnya harga-harga di sana-sini, dan bukan hanya di negeri kita, juga di Eropa, juga di Amerika semuanya harga-harga melonjak naik.

Maka di surga nanti quality control kualitas barang-barang yang akan disajikan kepada kita jauh lebih baik, tidak terhingga nilainya jika dibandingkan dengan nilai dan harga barang-barang yang ada di negeri kita, atau yang ada di dunia.

Allah bertanya,”Maka akankah kalian merasa sedemikian mudahnya masuk surga sementara kalian belum melewati sejumlah ujian, sebagaimana yang telah dijalani oleh orang-orang sebelum kalian?” Ini adalah sebuah pertanyaan. Ada dua dua ayat menjlaskan tentang pertanyaan Allah “apakah kalian mengira akan dimasukkan ke dalam surga dengan begitu mudahnya sementara Allah belum melihat kesungguhan kalian dan untuk mendapatkannya dan Allah belum menyaksikan siapa dia yang berdusta hanya pura-pura ingin masuk surga, disuruh berangkat duluan tidak mau.

Jadi di sini tentang ujian, kalau ayat satu lagi menjelasakan tentang kesungguhan kita, bahwa,”Maka sesungguhnya Allah mengetahui ada diantara kalian yang sungguh-sungguh, dan Allah mengetahui siapa di antara kalian yang benar perkataanya.”

Disini yang itu tentang kesungguhan dalam jiwa kita, tetapi yang ini tentang ujian lapangan, akankah kita berguguran di tengah ujian lapangan? Di sini kemudian Allah mengatakan,”Kalian belum merasakan apa yang dirasakan oleh orang-orang

terdahulu sebelum kalian, mereka harus menjalani, mereka harus melewati sejumlah penderitaan, mereka harus melewati sejumlah kesulitan dan baik harus melewati sejumlah guncangan.” Tiga-tiganya kita belum pernah merasakan, guncangannya hanya saat nama kita disebut oleh KPK, saat disebutkan oleh Kejaksaan dan itu tidak seberapa guncangannya, guncangannya hanya saat media membully kita, dan itu tidak seberapa.

Jadi melewati sejumlah kesulitan, sejumlah penderitaan di zaman Rasulullah saat mereka menyebarkan dakwah dan menjalankan agama Allah, kita bisa membayangkan apa yang dialami oleh orang-orang Rohingya, kita bisa membayangkan apa yang dialami oleh orang-orang Uighur, kita bisa membayangkan apa yang dialami oleh orang-orang muslim di India, kita bisa membayangkan di era PKI berkuasa tahun 1948 maupun aksi mereka di tahun 1965, bagaimana suasana mencekam yang terjadi saat mereka begitu tiba-tiba menyerbu dan menyerang dan membantai tanpa belas kasihan kepada umat Islam.

Dan itu telah dialami oleh para pendahulu kita, dan kita belum merasakan bagaimana suasana yang seperti itu, saat mereka mengenggenering agar rakyat kelaparan dan agar semuanya pergerakan menentang pemerintahan, Sebagian kita tidak pernah merasakan makan bulgur karena tidak ada stok makanan yang tersedia, dan itu katanya makanana kuda.

Jadi situasi yang sangat sulit seperti tahun-tahun pergantian pemerintahan dari orde baru ke reformasi, tetapi itu hanya sebentar, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengalami guncangan ini selama 13 tahun di Mekah, hingga berakhir begitu mencekam para sahabat diungsikan dan disuruh pergi ke Ethiopia, disuruh berangkat ke Madinah dan kemudian Rasulullah menyusul untuk ikut berangkat ke Madinah.

Dan itupun masih dengan pengajaran dan oleh pasukan pemburu bayaran yang bernama Suroko, dan di saat Rasulullah sedang tertidur di bawah pohon tiba-tiba Suroko berdiri di hadapan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dengan menghunuskan pedangnya. Saat Rasulullah terbangun Suroko sudah merapat dan menempelkan goloknya di badan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, untuk ingin menangkap Rasulullah dan dibawa kembali ke Mekah, agara dilakukan entah apa yang akan dilakukan menurut bayangan mereka.

Lalu Suroko mengatakan,”Siapa yang akan memprotect kamu? Siapa yang melindungi kamu dari saya dan golok saya?” Tanpa berpikir lalu refleks Rasulullah mengatakan,”Allah.” Begitu mendengar kalimat Allah Suroko pun kaget, dan begitu cepatnya Rasulullah menyebutkan dan begitu lantang Rasulullah menyebutkan sehingga dia kaget dan kemudian Suroko agert dia badannya bergetar dan kemudian goloknya pun jatuh lalu kemudian kembali Rasulullah berdiri dan bangkit dan mengambil pedangnya, dan ditodongkan kepada Suroko,”Kalau sekarang siapa yang melindungimu dari saya?” Dia tidak bisa berkata apa-apa hanya mengatakan,”Engkau adalah orang Quraisy yang baik, Engkau adalah keturunan Quraisy yang tidak jahat, Engkau adalah………..”

Jadi begitulah situasinya berbalik, tetapi begitulah Rasulullah mengatakan “Allah”.

Maka suasana mencekam itu kadang-kadang membuat kita ingin segera mendapatkan pertolongan Allah dengan kalimat,”Kapan pertolongan Allah tiba?” Ini bukan pertanyaan yang meragukan datangnya perolongan Allah, tetapi Ini adalah sebuah  pertanyaan  kerinduan  yang  ingin  segera  datangnya  pertolongan  Allah,

disebutkan,”Ketahuilah jika itu sikapmu maka pertologan Allah itu akan segera datang.”

Jadi keimanan dan keyakinan bahwa La Ilaha Illallah tidak bersandar kecuali kepada Allah, dan tidak ada yang menolong kecuali Allah, ini harus build-in di dalam hati kita dan tidak boleh digoyahkan oleh fenomena apapun.

Ini dalam menghadapi beragam ujian dan ujian itu bukan tentang penderitaan karena kesulitan ekonomi dan kesulitan lapangan kerja, tetapi tentang hendaklah kalian menjalankan agama Allah secara utuh. Jangan kalian memilih mana yang menguntungkan dan mana yang tidak menguntungkan. Dan di saat kita melaksanakan agama secara utuh, saat itulah kita akan diuji oleh Allah.

Adapun tatkala tidak memilih agama secara utuh hanya memilih-milih yang menguntungkan penderitaan kita, bisa jadi itu adalah hukuman dari Allah subhanahu wa ta’ala.

Jadi ujian itu akan datang dan yang sudah terjadi belum tentu yang paling berat, mungkin akan ada lagi yang lebih berat dari yang sudah kita jalani, tetapi bahwa Allah telah berjanji bahwa,”Allah tidak akan membebani kita kecuali sebatas kemampuan daya pikul dan daya panggul Kita.”

Jadi jangan merasa terlalu berat beban hidup kita, terlalu berat ujian yang harus kita jalani, itu sama dengan menuduh Allah, dan menilai bahwa ujian dan beban yang diberikan kepada kita tidak terukur, lalu kita mengeluh, ujian Allah itu terukur, ujian Allah tidak akan melebihi kapasitas daya pikul dan daya panggul kita.

Maka jalani saja, setidaknya begitulah kata Iwan Fals, jalani saja, semua akan datang dan pergi, Allah mengatakan,”Innama’al usri, sesungguhnya bersama dengan kesulitan disitu akan ada kemudahan, dan sesudah kesulitan akan datang sejumlah kemudahan.”

Jadi kemudahan dan kenyamanan itu membersamai kesulitan, membersamai penderitaan kita, dan bahkan datang pula sesuai kenyamanan dan kebudayaan baru setelah kesulitan berhasil kita lewati.

Maka kita harus tetap bersama Allah dan tetap mendekat dan merapat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, hingga kita bisa melewati seluruh ujian itu dan kita bisa menjadi lolos seleksi untuk menjadi hamba Allah yang dijanjikan apa yang Allah janjikan untuk kita di akhirat nanti. Jangan sampai tidak lolos seleksi.

Dalam Quran mengeluh kepada selain Allah itu indikator tidak lolos seleksi, mengeluh kepada selain Allah, apalagi meneteskan air mata selain di hadapan Allah, maka itu indikator ketidakberhasilan kita, apalagi meneteskan air mata di depan istri, itu tidak semestinya dilakukan oleh seorang pria.

QS. Al-Baqarah (2): 215. yas `alụ n aka m āż ā yu n fiqụ n , qu l m ā an faqtu m m in g kair in   fa lil-wā lidain i wal-aqr abīn a wal-yatām ā wal-m as ākīn i wabn is -s abīl, wa m ā taf ‘alụ

 m in kh air in fa in n allāh a bih ī ‘alīm [Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang apa yang harus mereka infakkan. Katakanlah, “Harta apa saja yang kamu infakkan, hendaknya diperuntukkan bagi kedua orang tua, kerabat, anak yatim, orang miskin dan orang yang dalam perjalanan.” Dan kebaikan apa saja yang kamu kerjakan, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui.]

Lalu untuk disebutkan oleh orang tua kita dulu tolak bala, itu amal apa yang membuat kita ditolong oleh Allah, apa ibadah yang membuat kita segera dibantu oleh Allah, itulah infaq. Maka para sahabat bertanya, mereka bertanya kepada engkau ya Muhammad apa yang harus diinfakzAn, apa yang harus di nafkahkan. Waktu itu sudah kita jelaskan kalau nafkah itu yang dibawah tanggung jawab atau berbasis tanggungjawab kita. Siapa saja di bawah tanggung jawab kita? Disebutkan harta yang kau dermakan maka dahulukan kedua orang tua, saudara kandung, utamanya saudara kandung kita yang wanita. Jika mereka mendapatkan kesulitan maka yang pria yang harus turun tangan terlebih dahulu, dan kemudian keluarga yang yatim dan keluarga yang miskin.

Jadi ini adalah kewajiban untuk nafkah, jadi bukan hanya kepada istri saja, nanti untuk istri ada ayatnya sendiri, buat anak ada ayatnya sendiri yang membahas tentang nominal nafkah yang harus kita berikan kepada istri dan kepada anak. Selain kepada istri dan anak yang itu sudah semua orang tahu yang diingatkan Allah adalah orang tua. Rasulullah menyebutkan secara eksplisit ibumu, ibumu, ibumu, lalu kemudian bapakmu yang keempat disebutkan. Kemudian saudara kandung perempuan yang disuruh mendahulukan, dan saudara kandung laki-lakimu, kemudian yang di bawahnya ada di bawahnya, yaitu anak yatim dan orang-orang miskin dari kalangan keluarga yang masih punya hubungan darah.

Disebutkan inilah obyek yang harus didahulukan dari sektor nafkah yang berbasiskan tanggung jawab kita, tanggungjawab kita kepada orang tua. Meskipun kita sudah punya istri dan punya anak itu tidak pernah putus, anak-anak kita harus mendengarkan penjelasan bahwa ibumu, lalu ibumu lalu ibumu. Jadi ibu mereka yang harus mereka perhatikan. Adapun kita disebut yang keempat oleh Rasulullah artinya kalau kita punya gengsi dan punya kehormatan untuk menerima sesuatu dari anak, sehingga kalau ibu menerima belum tentu dia pakai, biasanya dia sambil menangis dia terima dan dia simpan. Nanti melihat kita membutuhkan akan dikasih lagi, kadang dikasih ke anak dan cucunya, tetapi yang penting kewajiban kita sudah selesai. Dahulu ibumu, begitulah anak-anak kita kerja gaji pertama ibunya didahulukan. Ini adalah yang diajarkan oleh agama kita.

Lalu apapun kebaikan yang telah kau lakukan kepada mereka yang disebutkan, apapun kebaikan yang kalian lakukan untuk mereka maka tidak tidak akan luput dari catatan malaikat Atip dan Ratib dan sampai kepada Allah, tanpa catatan malaikat itu sudah sampai kepada Allah, sehingga inilah yang membuat kita diringankan dari beragam ujian karena birrul walidaini, sehingga mereka akan mendoakan kita, saudara- saudara kita akan mendoakan kita, anak-anak kita, keluarga kita yang yatim akan mendoakan dan doa mereka lebih tulus ketimbang doa mitra kerja kita, sehingga solidaritas keluarga dan Solid soliditas keluarga itu adalah top priority bagi seorang muslim.

Jangan sampai kita akrab dengan banyak orang tapi dengan saudara tidak, jangan sampai kita begitu hormatnya kepada orang lain, tetapi kepada orang tua kita tidak. Kadang anak kita lebih hormat kepada atasannya dan kepadamu bosnya, kepada investornya ketimbang kepada orang tuanya sendiri, orang tua dianggap beban, sementara bosnya dianggap asset, yang kalau dipisah dari bosnya dia akan sengsara, sementara kalau berpisah dengan orang tua dia merasa untung.

Ini cara pandang yang terbalik, justru boleh kita meninggalkan bos, boleh kita meninggalkan pekerjaan demi orang tua, bahkan itulah yang dilakukan oleh seorang

sahabat yang tidak pernah jumpa dengan Rasulullah tetapi hidup satu zaman, dia tinggal di Yaman, ingin pergi haji, ingin bertemu Rasulullah, tetapi karena orang tuanya mengizinkan dia pun tidak berangkat, dan saat harus berangkat dia harus menggendong ibunya, dan itupun setelah rasulullah wafat, sehingga dia tidak jumpa dengan Rasulullah dan informasi tentang itu sampai kepada Rasulullah, meskipun tidak pernah berjumpa dengan Rasulullah.

Jadi hubungan hati antara anak dengan orang tua itu sampai ke langit dan diinformasikan ke rasulullah yang ada di Madinah, yang berjarak lebih dari 3 minggu berjalan kaki, antara yaman dan Madinah, dan Rasulullah pun memesankan kepada Umar Bin Khattab Radiallahu anhu agar menemui dia saat Rasusullah menjelang wafat, dan benar dilakukan Umar saat dia menjadi khalifah.

Begitulah hubungan dengan orang tua itu sangat spesial dan sangat istimewa dan ditempatkan dalam Al-Quran,”Jangan masuk mensekutukan Allah dan berbhaktilah kepada kedua orang tua.” Disebutkan,”Bersyukurlah kepada Allah dan bersyukurlah kepada kedua orang tuamu.”

Nilai-nilai ini nyaris tidak pernah didengar oleh anak-anak kita, inilah tanggungjawab kita dan kewajiban kita meyakinkan anak-anak kita bahwa berbakti kepada ibunya, berbakti kepada orang tua itu adalah top priority di dalam hidup, karena dari situlah nanti Allah akan memberikan sejumlah keberkahan dan meringankan beban hidup kita. Yang mungkin akan datang dan akan menjadi ujian buat kita.

Nah setelah ayat ini dijelaskan yasalunaka masa yunfiqun, sudah barang tentu kemudian kalau berbasis nominal pendapatan berapa jumlah pendapatan kita itu disebut zakat, kalau berbasis tanggungjawab punya sedikit atau punya banyak dan harus didistribusikan kepada orang tua kita itulah nafkah, kalau infaq seperti yang kita dengar itu adalah orang komitmen untuk berkontribusi secara berkala itu disebut infaq.

Kadang-kadang ada anak-anak muda dagang barangnya dijual tapi ditulis infaq, dagang ya dagang jual beli kalau infaq tidak boleh punya interest selain mengharapkan ridha Allah subhanahu wa ta’ala, dan itu berbasis komitmen. Lalu kemudian sadaqah itu yang hasil interaksi lapangan, dia melihat ada oportunity yang perlu dibantu sehingga dia harus turun tangan. Dan membantunya.

Dan ini nominalnya bebas karena ini sedeqah, kadang besar, kadang kecil sesuai dengan kondisi lapangan, kalau nafkah itu bil ma’aruf dengan standar yang dikenal. Berapa nominal kebutuhan sehari seseorang, itu harus terukur, kalau infaq berbasis kesepakatan, kalau zakatnya sudah ditetapkan nominal prosentasenya. Jadi itulah yang dikenal dalam agama kita, hibah itu sendiri lagi.

Jadi masing-masing ada pinjaman yang harus dikembalikan dan dengan etikad baik, dan tidak memeras orang yang dipinjami. Karena itu memeras, kalau ini qardhul hasan, pinjaman yang hanya semata-mata untuk meringankan dan itikad baik dari kita agar Allah membukakan rezeki  buat kita.

QS. Al-Baqarah (2): 216. kutiba ‘alaikumul-qitālu wa h u wa ku r -h u l laku m , wa ‘as ā

 an takr ah ụ s yai`aw wa h u wa kh air u l laku m , wa ‘a s ā an tu ḥ ibbụ s yai`aw wa h u wa

 s yar r u l lakum , wallāh u ya’lam u wa an tum lā ta’lam ụ n [Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai

sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.]

Nah setelah solidaritas dan soliditas keluarga sudah settle dengan berbagai perintah yang tadi sudah disebutkan, lalu Allah menjelaskan kuttiba alaikumul qital, Allah mewajibkan kalian untuk membela agama, membela umat, membela bangsa, membela negara. Yaitu itu perintah untuk berjuang. Jadi seluruh sahabat nabi dahulu tidak ada satupun yang tidak melatih dirinya agar punya skill di sekitar kita pertempuran, untuk membela diri.

Jadi seni beladiri di zaman Rasulullah itu merata sampai ke anak-anak kecil, di katakana oleh Rasulullah,”Ajarkan anak-anak kecil kalian agar mereka bisa berenang, bisa bisa menggunakan senjata dan bisa menunggang kuda.” Kita cek anak-anak kita, punya tidak skill beladiri, baik laki maupun perempuan, karena ini diwajibkan kutiba alaikum sama, dengan kutiba alaikumus siam, yang ini kutiba alaikumul qital, tidak harus kita mengguankan secara ofensif, tetapi  ini adalah secara defensif, self defence. Jadi self difence ini diwajibkan. Jadi bukan hanya sekedar sudah ada polisi.

Bagaimana kalau polisi tidak mengurus kita, dia sibuk tembak-tembakan sendiri. Tetapi kan sudah ada tentara?, Bagaimana kalau tentaranya ribut sama polisi, kita tidak diurus, dan begitulah yang terjadi.

Bela diri itu harus itu skill, basic skill yang tidak boleh tidak ada pada umat Islam yang tidak mempelajarinya. Dulu tidak ada satupun pesantren yang tidak mengajarkan beladiri. Perlu ada kebugaran, perlu ada kelenturan tubuh dan perlu ada ketangkasan.

Ini standar yang harus dimiliki oleh umat Islam, dan Rasulullah dulu menginspeksinya langsung di tempat latihan beladiri itu rasulullah mengatakan,”Inilah yang akan menjadi taman-taman surga yang nanti akan…….”

Jadi di surga pun nanti ada taman-taman yang khusus untuk tempat berlatih, karena kita tidak ofensif tapi kita hanya defensive.

Tetapai diwajibkan kepada kalian dengan kalimat “kutiba”, artinya harus ada preparation yang komprehensif, sehingga umat Islam menjadi memiliki izza, disegani oleh orang lain. Tetapi kalau kita tidak bisa apa-apa dan tidak punya sistem pertahanan, negeri kita rapuh karena seluruh angkatan bersenjatanya bisa diajak nego, senjatanya alakadarnya,.Nah kita dipermalukan dan akan dilecehkan oleh negara-negara lain, dan oleh bangsa-bangsa lain, bahkan di jalan-jalan kalau mulai terjadi krisis seperti yang ada, jangankan di negeri kita di Eropa, di Amerika pun ada penjarahan-penjarahan. Maka bagi yang tidak memiliki kemampuan basic skill bela diri maka dia kan nervous dan dia akan panik, tapi dia tenang saja dia bisa berinteraksi dan bisa berdialog organ orang-orang yang garang sekali pun jika mempunyai skill.

Jadi mentality yang tidak gampang digertak, dan itu ditanamkan sejak kecil kepada anak-anak kita. Setidaknya jurus yang paling efektif itu adalah jurus kabur lari dan menunggang kendaraan, itu jurus yang paling…………

Jadi kutiba alaikumul qital …………., sementara itu potensi konflik itu selalu tidak disukai dan selalu ditakuti.

Eropa sampai hari ini menyatakan tidak akan berbenturan dengan Rusia, Amerika sampai sekarang tidak akan berbenturan dengan Rusia, dan semua orang menghindari perang, karena perang adalah sangat mencekam, sangat tidak kita inginkan. Di Ukraina begitu tragis sekarang, cerita-cerita bohong diangkat di Ukraina,

di Syria begitu tragis, perang dalam negeri dan di banyak tempat telah terjadi sejumlah peperangan, dan kita bisa menyaksikan dampak dari peperangan, dan itu sangat tidak kalian sukai. Dan itu disebutkan mimpi buruk peperangan itu.

Tetapi cara menghindari peperangan itu bukan lari dari medan perang, tetapi kita membuat keseimbangan-keseimbangan kekuatan. Boleh jadi sesuatu yang tidak kalian sukai, justru meningkatkan kapabilitas, meningkatkan kualitas kita, meningkatkan mentalitas kita, kebugaran kita, skill kita, kewaspadaan kita, kecermatan kita, dalam memprotek negeri bangsa umat dan agama.

Sekarang semua negara meningkatkan anggaran militernya, baik Eropa, maupun Amerika. Dan justru yang anggarannya tinggi itu disegani oleh yang lain, anggaran militer negeri kita sangat sedikit maka kita oleh Singapura ditertawakan, oleh negara-negara lain kita bisa ketawakan. Bahkan pasukan penjaga pantai, penjaga perbatasan ditertawakan, dan mereka dengan leluasa menerobos teritorial kita.

Maka mempertahankan diri yang paling efektif itu adalah membangun keseimbangan kekuatan, balance of power, kita memiliki skill dan kemampuan untuk combat, jangan sampai tidak, memang mengalah itu baik, tetapi ada mengalah karena tidak berdaya, ada mengalah karena kebesaran jiwa, kebesaran jiwa kita menaruh belas kasihan Sudahlah ini kan kasihan.

Tetapi dia tidak lakukan, beda lagi dengan mengalah karena ketidakberdayaan, nanti kita dikepung oleh KPK, semuanya kita dijerat, harta pun disita, ya sudahlah saya ikhlaskan saja, itu bukan ikhlas tetapi harus berjuang untuk direbut kembali, kan itu dipaksa dalam ketidakberdayaan, asset kita kita dirampas semuanya, diambil semuanya dan kita dibelenggu, diborgol karena kita tidak berdaya. Coba lihat orang-orang yang memiliki keseimbangan kekuatan, berapa banyak yang dituduhkan kepada mereka, ratusan miliar bahkan triliun, tapi kan hanya 3 tahun saja hukumannya, karena ada perimbangan-perimbangan kemampuan untuk melakukan atau untuk menyerang kembali.

Novel Baswedan sampai hari ini kan tidak tersentuh, bukan dihormati padahal berapa banyak kelakuan dia yang telah menyakitkan orang, karena dia punya punya data intelijen tentang sejumlah pejabat, data rekaman dan data-data administrasi sejumlah pejabat kalau sampai dia diperkarakan kartunya bisa terbuka.

Jadi begitulah keseimbangan kekuatan itu kita perlukan, tetapi dalam Islam tidak boleh ofensif, tidak boleh kita memulai menyerang, tetapi bukan berarti kita pasrah kalau kita diserang, kita bisa membela diri, ini kewajiban personal, sampai disebut,”Barangsiapa yang tidak pernah ikut berjuang dan tidak pernah untuk membela dan tidak pernah berniat terlibat dalam pembelaan, kalau mati ya matinya jahiliyah.

Sehingga di pesantren-pesantren meskipun sudah tetapi sepuh-sepuh kyai- kyainya masih tangtas dan masih begitu…… Itu yang hilang dari umat Islam di kota, kalau orang-orang di daerah rata-rata ……… Kalau orang kehilangan minat untuk itu karena sudah dekat dengan polisi, sudah dekat dengan tentara sehingga kalau ada masalah dia tinggal menelepon, mereka datang sehingga………..

Padahal ada saatnya polisi dan tentara tidak berdaya, dan ada saatnya kita harus pasang badan sendiri, maka seluruh kemungkinan itu harus dikalkulasi, mengkalkulasi untuk membela diri pada saat yang harus mampu, itu harus ada di dalam diri kita, meskipun dia tidak menyenangkan tapi dia menguntungkan, disebutkan,”Bisa jadi kedamaian yang kalian dambakan justru melemahkan kalian dan merugikan kalian,

dan boleh duel dan pertempuran dan konflik yang sangat kalian tidak inginkan justru menguntungkan buat kalian.”

Jika kita mempersiapkan diri perintah Allah dengan memperiapkan diri kalian semaksimal yang kalian bisa untuk menghadapi berbagai potensi ancaman.

Di India orang islam digerilya polisi tidak ikut, di Rohingya polisi terlibat ikut sama-sama membantai umat Islam, tapi kalau umat islam punya benteng pertahanan seperti orang Palestina, Israel pun sampai harus mendatangkan Amerika untuk memastikan bahwa dia tidak diganggu oleh pasukan kemerdekaan, yang dibangun oleh orang-orang Palestina di sana. Ada sekian kelompok pejuang kemerdekaan Palestin, maka Israel minta kepada Beiden agar dijamin keamanan Israel.

Dan disebutkan pelopor pejuang kemerdekaan adalah Hamas, pelopor pejuang yang akan merebut perbatasan kembali adalah Hizbullah, provokatornya adalah Iran, ini disebut secara eksplisit dalam perjanjian al-hud declaration, atau Jerusalem deklarasi antara Biden dan Israel.

Dan begitulah urgensi pertahanan di dalam Islam ditekankan acara khusus. Lalu kemudian disebutkan dalam ayat berikut:

QS. Al-Baqarah (2): 217. yas `alụ n aka ‘an is y-syahril-ḥ ar ām i qitālin fīh , qu l qitālu n

 fīh i kabīr , wa ṣ addun ‘an s abīlillāh i wa ku fr um bih ī wal-masjidil-ḥ ar ām i wa ikhr āju

 ah lih ī m in -h u  akbar u  ‘in dallāh , wal-fitnatu  akbaru  minal-qatl, wa lā yaz ālụ n a

 yu qātilụ n aku m ḥ attā yar u ddụ ku m ‘an dīn iku m in is taṭā’ụ , wa m ay yar tadid m in gkum

 ‘an dīn ih ī fa yam u t wa h u wa kāfir u n fa u l ā` ika ḥ a biṭat a ‘m ālu h u m fid -dun-yā wal-

 ākh ir ah , wa u lā`ika aṣ -ḥ ābu n -n ār , h um fīh ā kh ālidụ n [Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang berperang pada bulan haram. Katakanlah, “Berperang dalam bulan itu adalah (dosa) besar. Tetapi menghalangi (orang) dari jalan Allah, ingkar kepada-Nya, (menghalangi orang masuk) Masjidilharam, dan mengusir penduduk dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) dalam pandangan Allah. Sedangkan fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. Mereka tidak akan berhenti memerangi kamu sampai kamu murtad (keluar) dari agamamu, jika mereka sanggup. Barangsiapa murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.”]

QS.  Al-Baqarah  (2):  218.  innallażīna  āmanụ  wallażīna  hājarụ  wa  jāhadụ  fī

 s abīlillāh i u lā` ika yar jụ n a r aḥ m atallāh , wallāh u gafụ r u r r aḥ īm [Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.]

QS. Al-Baqarah (2): 219. yas `alụ n aka ‘an il-khamri wal-m ais ir , qu l f īh im ā iṡ m u n g

 kabīr u w wa m an afi’u lin -n ās i wa iṡ m u h um ā akbar u m in -n af’ih im ā, wa yas `alụ n aka

 m āż ā  yun fiqụ n ,  qu lil-‘afw,  każ ālika  yu bayyin u l lāh u  laku mu l -āyāti  la’al laku m

 tatafakkar ụ n [Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang khamar dan judi. Katakanlah, “Pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia. Tetapi dosanya lebih besar daripada manfaatnya.” Dan mereka menanyakan kepadamu (tentang) apa yang (harus) mereka infakkan. Katakanlah,

“Kelebihan (dari apa yang diperlukan).” Demikianlah Allah menerangkan ayat- ayat-Nya kepadamu agar kamu memikirkan,]

Mereka bertanya kepada Rasulullah, tetapi pertanyaan yang membedakan antara orang beriman dengan pertanyaan Bani Israel adalah, kalau orang-orang yang beriman pertanyaannya adalah untuk memperjelas teknis pelaksanaan, rambu-rambu dalam melaksanakan tugas, yang ini adalah yasalunaka Syahril……., mereka bertanya tentang bulan yang dimuliakan, hukum perang di bulan bulan yang dimuliakan, bulah dzulhijah seperti sekarang adalah bulan ibadah, maka tidak boleh kita memprovokasi atau melakukan tindakan yang membuat orang lain menyerang, karena banyak orang- orang tua yang pergi haji banyak anak-anak, banyak…………..

Jadi yang di sini pendekatannya pendekatan keamanan, bukan yang terlibat dalam………… Orang-orang yang tidak mungkin atau tidak punya peluang membela diri, seperti anak-anak dan wanita dan orang-orang tua yang sedang pergi haji. Mereka bertanya bagaimana hukum perang disini? Allah menjawab perang di bulan-bulan yang dimuliakan, di bulan-bulan Muharram itu adalah dosa, tidak boleh memulai menata menjadwalkan untuk terjadinya peperangan.

Menghalangi orang untuk mendekat kepada Allah, mengingkari proses untuk mendekatkan diri kepada Allah, Masjidil Haram ini adalah simbol kemuliaan agama kita, mengusir penghuninya, penghuni Masjidil Haram, dari rumahnya masing-masing itupun dosa besar disisi Allah.

Jadi tidak boleh ada kejadian yang bisa membuat orang tidak nyaman tinggal di Mekah dan ibadah terganggu dan membuat orang-orang terhalang untuk menunaikan, tetapi fitnah yang timbul akibat mereka menghalangi untuk mndekatkan diri kepada Allah, mencemari kemuliaan Madjidil Haram, mengusir keluarganya semua lebih dahsyat dibandingkan dengan  pembunuhan.

Ketahuilah bahwa mereka mengincar kalian memerangi kalian, hingga kalian meninggalkan agama kalian dan ikut ke jalan hidup mereka. Jadi strategi orang lain kepada kita itu ofensisf, filosofi mereka ofensif kepada umat Islam sementara filosofi umat Islam adalah defensif, tidak boleh mendahului.

Maka aksi terror kepada masyarakat yang tidak berdosa itu aneh di dalam Islam, di Palestina ada teror tetapi kepada penjajah, dan itu pun dilakukan oleh kita orang orang tua kita dahulu kepada penjajah, dan itu sah karena pembela berjuang kemerdekaan itu sah, dan tidak dianggap kriminal dan tidak dianggap teror, tetapi itu adalah hak warga yang negerinya dijajah dan diusir dari tanahnya.

Jadi secara undang-undang internasional dia adalah sah, tetapi mereka tidak henti-hentinya untuk terus memerangi kalian, hingga mengembalikan kalian, membuat kalian meninggalkan agama kalian, tidak nyaman dengan agama kita dan pindah ke gaya hidup mereka, jika mereka mampu dan prakteknya tidak mudah untuk membalikkan keimanan orang Islam, maka Allah mengatakan,”Barangsiapa di antara kalian yang meninggalkan agamanya lalu mati dalam keadaan kafir, merekalah yang seluruh kinerja nya tidak akan beri reward oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala, mereka adalah ahli neraka mereka kekal di neraka.” Ada pula orang-orang yang beriman wahajaru walladzina hajaru, berhijah ini defensif menolak dan menghindari peperangan dan di tempat suci di Mekah, karena berperang di Kota Mekah itu adalah perbuatan dosa, nanti akan terjadi pengrusakan yang tidak terukur terhadap simbol kebesaran agama Allah, yaitu Ka’bah dan Masjidil Haram.

Maka mereka pergi meninggalkan hajaru, lalu kemudian fajahadu fisabilillah lalu mempersiapkan diri untuk berjuang di jalan Allah, membeladiri, merekalah orang yang diberi rahmat Allah dan Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.

Jadi disebutkan dalam hadis,”Barang siapa yang pernah belajar self defense, beladiri dan menggunakan senjata lalu ditinggalkan, bukan dari golongan saya.”

Jadi kita harus tetap melakukan exercise seperti dulu kita selagi muda yang belajar bela diri, dan berlatih berbagai asumsi ancaman dari luar, dari dekat, dari jauh. Nah itu tidak boleh hilang dari kepala kita, suatu saat bagaimana kalau tiba-tiba terjadi seperti di zaman tahun 1965? Aparat keamanan tidak berdaya, konflik sosial terjadi di mana-mana, orang-orang Islam dibidik dan orang-orang PKI menyerang membabi buta ke keluarga-keluarga muslim.

Maka hal seperti itu tidak boleh dihilangkan dari asumsi kita, mungkin bisa terjadi, maka persiapkanlah, apalagi sekarang banyak sekali analisis yang sangat menghawatirkan tentang potensi itu akan terjadi.

Jadi itulah Islam. ibadah hablumminallah, rohani kenyamanan dan ketentraman hati, tapi bukan berarti mengabaikan dan tidak peduli kepada konstalasi kehidupan sosial, yang akan terjadi, dia harus tetap membaca demografis dan potensi konflik dan konntalasasi kepentingan yang ada di masyarakat sehingga segala hal yang buruk mungkin terjadi. Maka whorst case itu harus diantisipasi. Maka tidak boleh hanya ingin nyaman sendirian, tidak pernah kelaur dari masjid, selalu duduk selalu bersimpuh siang dan malam, Rasulullah juga melakukannya, berjuang di luar masjid.

Justru perintah zikir sebanyak-banyaknya itu dibuat di dua tempat saja. Dan banyak-banyaklah dzikrullah, itu hanya di dua tempat, yang pertama yang ditulis paling belakang yang turun duluan adalah, disebutkan dalam ayat berikut:

QS. Al-Jumuah (62): 10. Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung.

Bahwa,”Jika salat sudah ditunaikan segeralah kalian bertebaran sesuai dengan profesi, dan carilah rezeki yang telah Allah sediakan buat kalian.” Nah dalam prosesi mencari rezeki. Banyak-banyaklah dzikrullah maka kalian akan sukses secara ekonomi. Ini ini ba’da salat, lalu yang satu lagi disebutkan surat Al-Anfal, dalam ayat berikut:

QS. Al-Anfal (8): 45. Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu bertemu pasukan (musuh), maka berteguh hatilah dan sebutlah (nama) Allah banyak-banyak (berzikir dan berdoa) agar kamu beruntung.

Wahai orang yang beribadah, jika kalian berjumpa dengan lawan, jika kalian menghadapi lawan, disengaja atau tidak disengaja, maka hendaklah engkau teguh, tidak sampai kabur tidak sampai hengkang, melariakan diri, hendaklah engkau teguh menghadapinya dan banyak-banyaklah zikrullah. Di ujungnya sama,”Kalian akan sukses dan menang.”

Jadi berbisnis di suruh banyak berdzikir, menghadapi musuh juga disuruh memperbanyak dzirkullah, dua-duanya  la’allakum tuflihun.

Maka jangan sampai kita kehilangan momentum untuk memperbanyak dzikrullah, karena momentum terbaik saat berbisnis, momentum terbaik saat harus

menghalau, menghalau dan menghalangi orang-orang yang agresif dan defensif kepada umat Islam, harus dihentikan dan kita harus menghadapinya. Saat itulah momentum terbaik untuk dzikrullah, sebagaimana berbisnis momentum terbaik untuk dzikrullah.

Rencananya hari ini bakda Sholat Ba’da Ashar nanti kita akan bedah buku, berjudul bisnis penyedia sarana dan fasilitas ibadah. Itu di sana ada potensi peluang bisnis yang sangat besar, terutama di bulan Dzulhijjah, ada sekian event di akhir tahun tentang pelaksanaan ibadah yang memerlukan fasilitas dan sarana yang tidak bisa dijalankan ibadah-ibadah ini tanpa fasilitas, ada fasilitas transportasi antar negara maupun domestic, ada jasa keuangan untuk menata transaksi keuangan sepanjang……….., ada penyediaan kuliner sepanjang ibadah haji, ada konsumsi, ada akomodasi, ada……., banyak betul, ada kesehatan, lalu Al-Quran mengatakan, agar mereka menyaksikan benefit yang diperoleh dalam ibadah.

Yang di sini Allah membuka secara konkrit tentang benefit, benefit ibadah disebutkan dalam surah Al Hajj ayat 28 sebagai berikut:

QS. Al-Hajj (22): 28. liyasy-hadụ manāfi’a lahum wa yażkurusmallāhi fī ayyāmim ma’lụmātin ‘alā mā razaqahum mim bahīmatil-an’ām, fa kulụ min-hā wa aṭ’imul- bā`isal-faqīr [Agar mereka menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka dan agar mereka menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan atas rezeki yang diberikan Dia kepada mereka berupa hewan ternak. Maka makanlah sebagian darinya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir.

Agar mereka menyaksikan atau mendapatkan keuntungan yang nyata dari pelaksanaan ibadah dengan tetap berdzikir, dengan menyebut nama Allah di hari-hari yang telah diwajibkan atas apa? Atas rezeki yang telah diberikan kepada kalian, dari fenomena penyelenggaraan qurban.

Jadi binatang-binatang yang menjadi media untuk mendekatkan diri kepada Allah. Tetapi persoalannya siapa yang menyediakan hewan qurban, siapa yang memfasilitasi penyelenggaraan qurban, umat Islam tidak punya peran yang signifikan, sangat tradisional, pedagang eceran yang kagetan itulah umat Islam, tetapi yang memprepare dalam rentang waktu sekian tahun, sekian bulan, dan sejak mulai pembibitan hingga penggemukan umat Islam tidak terlibat.

Kita membaca angka-angka yang disebutkan oleh para pengamat lalu lintas keuangan berapa nominal pada 11 bulan ini saja, bulan Dzulhijjah saja uang yang beredar di kalangan umat Islam di dalam negeri, belum lagi yang nanti secara regional maupun internasional datanya belum muncul.

Jadi ini pun data-datanya karena sedang pendemi selama 3 tahun belum bagus, yang bagus di tahun tahun 2014-2015 saat itu masih tinggi, setidaknya kita memahami angka-angka di dalam negeri yang beredar transaksi keuangan untuk sarana dan fasilitas ibadah. Jadi triunan uang yang beredar di kalangan Islam.

Tetapi apa kendalanya yang membuat orang Islam tidak bisa ikut mengambil peran dalam penyediaan fasilitas dan sarana agar sesama muslim bisa beribadah. Kalau orang lain yang menyediakan, menjadi penilaian penyedia sarana dan prasarana mereka profit oriented, harusnya kalau sesama muslim bisa ibadah oriented, faktanya lebih banyak justru semangat berbisnisnya orang Islam lebih tinggi tetapi bermainnya di tikungan, last minute baru dia mengambil untung besar.

Sapi per kg hidup di hari-hari biasa harganya tidak lebih dari 50.000/ kg. Jadi kalau 400 kg hidup itu sama dengan 20 juta saja, tetapi khsusus musim haji begini naik sampai tidak kurang seharga dari Rp 65.000 per kilo hidup. Jadi 15000 x 400 banyak betul keuntungannya, dijual dengan 28 juta padahal aslinya cuma 20 juta saja, dan begitulah. Demikian juga kambing.

Jadi untungnya dua kali lipat, lonjakan-lonjakan harga yang para pemainnya bukan orang non muslim tapi orang Islam semua ini yang bermain. Ini ada apa dengan cara bisnis orang-orang Islam kok malah di tikungan bermain, di tikungan dia mengambil keuntungan yang begitu besar.

Nah ini kan ada kehilangan ruh, semangat untuk berjuang dan beribadahnya sudah terkontaminasi oleh bisnis oriented. Di bulan Ramadan semua harga-harga naik, di Idul adha semuanya harga-harga naik, seharusnya saat ramadhan semua barang turun, sepanjang bulan ini, adalah bulan diskon, sepanjang bulan menjelang Idul Adha ini adalah bulan diskon di mana-mana, sepanjang bulan ramadhan. Agama lain di hari- hari besar agama mereka sendiri mereka big sales, kita semuanya dinaikkan.

Inilah umat Islam, maka apa formula solusi yang semestinya dilakukan, agar ini memerlukan engineering untuk supaya kita bisa menikmati hari-hari kita dengan harga yang bagus.

Jadi Allah  sudah menginsyaratkan,”Maka ada manfaat tetapi kalian boleh memakan sebagian dari hewan kurbanmu dan kemudian hendaklah kalian menjamu makan.” Jadi aṭ’imul itu artinya sudah siap makan, tapi kita daging qorban itu selalu mentahnya dibagi-bagi, dan disuruh masak sendiri,  begitulah semangat,”Hendaklah engkau menjamu makan, orang yang berkecukupan maupun orang yang memerlukan.”

Jadi tidak hanya kepada orang-orang yang sedang sengsara dan orang yang fakir, ada lagi juga disebutkan ada orang yang berkecukupan boleh menikmati hewan qurban.

Jadi Ini diartikan onta-onta di dalam tafsir adalah hewan ternak yang gemuk- gemuk, itu artinya orang yang badannya gemuk. Jadi unta-unta gemuk atau hewan- hewan, hewan ternak yang gemuk. Jadi kambing yang gemuk, sapi yang gemuk-gemuk itu menjadi syiar untuk kalian dan kalian akan mendapatkan banyak kebaikan dari hewan ternak yang gemuk gemuk. Dan hendaklah kalian dzikrullah, menyebut nama Allah saat kalian menyembelihnya, apakah dalam keadaan berdiri, apakah dia sudah roboh.

Jadi onta itu disembelihnya sambil berdiri, selain onta itu sambil dirobohkan disembelih.

Lalau perintahnya jamulah makan. Saya tidak tahu dari mana tradisi yang berkembang malah yang dibagi mentah, di negeri kita di mana-mana dibagi mentah, itu perintahnya itu siap makan, siap saji,”Jamulah makan orang yang berkecukupan dan orang-orang yang kekurangan.” Jadi orang yang cukup boleh dikasih, orang yang miskin juga boleh dikasih.

Begitulah Kami buat binatang ternak itu jinak mau disembelih agar kalian bersyukur. Terbayang orang-orang yang mau makan daging anjing itu tidak bisa disembelih, besi dipukul ke anjing, dimasukkan ke dalam karung lalu dipukul sampai mati, bagaimana kita mau menyembelih monyet, tidak bisa dia bertaring dan dia ganas, bagaimana kita menyembelih harimau tidak bisa, tetapi binatang ternak yang tidak bertaring dan disebutkan Al-Quran maupun hadis mereka begitu jinak, dan mau disembelih bahkan sebagian ada tanpa diikat.

Jadi penyediaan fasilitas dan sarana ibadah itu ada benefit dan ada potensi bisnis yang besar dan umat Islam mengabaikan potensi itu dan itu orang lain yang mengambil. Baju ihram saja buatan China, baju ihrom kita itu bukan buatan negara Islam tetapi buatan Cina, bahkan pulang dari sana pakai peci haji, peci putih baju putihnya itu buatan cina, mana buatan orang Islam. Maka orang islam sama sekali tidak care terhadap sarana prasarana yang diperlukan untuk……….

Jadi hampir semua orang lain yang sangat care kepada kebutuhan. Maka bagaimana mengcombine memahami kombinasi secara utuh antara pelaksanaan ibadah dengan penyedia sarana prasarana dan fasilitas, agar kita bisa leluasa dan selektif item yang kita berikan, mereka tidak peduli percampuran halal haramnya, tetapi kan kita sangat care kepada unsur-unsur haram.

Yang disitu kita dilarang, jadi di sini dikatakan tentang bulan Muharram yang di situ tidak boleh berperang dan harus memperbanyak ibadah. Dan kemudian sarana ibadah itu harus di topang dan tidak boleh sampai di boikot dan diembargo oleh orang lain sehingga kita tidak bisa ibadah, sekarang ada embargo migas mereka kehilangan sehingga semuanya berubah. Bagaimana kalau sarana ibadah kita yang diembargo dan diboikot kita tidak bisa beribadah.

Maka harus ada punya kemandirian di sektor penyediaan sarana-sarana ibadah, maka di sini disebutkan berikutnya adalah, mereka bertanya tentang khamr, minuman keras dan judi, ini bukan mengengineering seperti dulu di menengineering agar perjudian menjadi halal dan agar minuman keras menjadi halal dikasih label-label yang menipu, agar bisa terhindar.

Disebutkan bahwa di dalam khmar, dan di dalam minuman keras dan dalam perjudian itu ada dosa, dan dosanya lebih besar dari manfaat yang bisa kalian peroleh, lalu kemudian mereka bertanya tentang apalagi yang harus diinfaqan, kapan kita harus berinfaq, dia katakan tatkala kalian memiliki kelebihan harta.

Jadi budget untuk memastikan keluarga. Kalau masih lebih kita diperintahkan tetap untuk melakukan sejumlah infaq dan shodaqoh, dan zakat yang diperintahkan oleh Allah. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat dan hukum-hukum dan bukti-bukti kebesaran-Nya agar kalian berpikir ulang perintah untuk berpikir, membuat studi komparasi antara ajaran Islam dengan agama lain, berfikir untuk melihat dan memantau stabilitas kehidupan orang-orang yang beriman, dan stabilitas kehidupan orang-orang yang tidak beriman.

Ini harus kita pikirkan tentang tata kelola kehidupan makro umat Islam dan disiplin mikro di personal umat Islam, harus kita pikirkan.

Jadi inilah Islam yang disebutkan, bukan semata-mata menghadap ke barat atau ke timur, tapi ibadah itu adalah sampai ke self defense, bagaimana skill membela diri bisa kita kuasai itu bagian dari bagian dari ibadah dan ayatnya jelas dan kemudian berbisnis sehingga kita surplus pendapatan kita melebihi dari pengeluaran kita pun ditata oleh Allah, tetapi berbisnis itu sangat menggoda adalah makanya memperbanyak zikir saat berbisnis.

Demikian ajaran Islam yang terintegrasi dan komprehensif meliputi beragam sektor kehidupan hari-hari kita.

PERTANYAAN

Pertanyaan  1 (Bapak Risyanto)

Tadi dibahas tentang alkohol, ada merk bir yang     kadar alkoholnya zero persen. Secara hukum boleh, tetapi secara merek bagaimana?

Jawaban

Jadi begini di Eropa, di Jerman dan di Belanda setidaknya yang saya pernah lama di sana, kalau ada seorang pengusaha ingin membuka bisnis, maka sebelum mendapatkan izin disuruh mengumpulkan bahan kajian lapangan; siapa segmen pasar yang akan dibidik, dan sudah ada berapa yang membidik segmen itu? Dari segmen yang ada berapa yang sudah tercover oleh lembaga seperti yang akan ada bikin dan berapa yang belum? Maka nanti prodaknya dibatasi sejumlah yang belum mendapatkan fasilitas dari pengusaha yang serupa. Katakanlah pengusaha hiburan malam, maka dicek siapa yang menikmati hiburan malam? Sudah ada berapa yang terbidik oleh pengusaha hiburan malam dan berapa sisanya? Kalau sudah tidak ada sisa maka tidak boleh izin tidak dikeluarkan.

Kalau mereka tidak seperti kita, industri minuman keras di kita sudah melebihi yang membutuhkan, industri rokok di kita melebihi dari yang dibutuhkan, segmennya sudah terlampaui sehingga dia harus masuk ke sekolah-sekolah yang sesungguhnya dia bukan segmen pasar produk yang prodak yang ini, tapi di kita biasa saja, potensi pasarnya itu ada yang real dan ada yang asumsi, yang assumsi juga dimasuki.

Maka sekarang anak-anak SD, SMP, SMA itu semuanya di kantongnya ada rokok, kalau tidak mereka terjebak oleh iklan,”Pria punya selera…” Jadi kalau tidak merokok tidak punya selera, padahal keprianya justeru terdowngrade, begitulah dikatakan oleh Departemen Kesehatan bahwa itu bisa mengakibatkan impotensi dan lain sebagainya. Jadi ini di balik iklannya.

Begitu juga minuman keras diiklankan “inilah minuman bergengsi”, padahal itu minuman orang stress, yang tidak bisa menemukan solusi atas apa yang dia hadapi, kesana kemari dia, ingin rileksasi maka dia minum supaya hilang dari pikirannya, atau suasana mencekam dia harus minum dan rata-rata minuman itu aslinya dipakai untuk situasi yang sulit.

Islam tidak, kalau hanya menghangatkan badan, kan bisa madu itu lebih efektif daripada miras.

Jadi makanan alternatifnya apa, ini kalau kelebihan industri lalu kemudian untuk mengawet orangnya di bikin minuman keras, dan ada jus dan ada cuka, cuka dan juz itu sangat bermanfaat, yang sampai fermentasi tinggi itu merusak sel-sel tubuh. Maka tidak boleh kita, termasuk minuman obat batuk dicek berapa persen alkoholnya.

Rasulullah mengatakan, bahwa setiap yang memabukkan hukumnya haram dan kalau banyak memabukan, sedikitnya pun haram. Disebutkan dalam hadist bahwa,”Kalau banyaknya memabukan, dan sedikitnya pun haram.” Jadi persentasi sekecil apapun harus kita hindari, obat batuk 12%, green sand dulu itu 7%, obat kumur itu sekitar 2, 3% alkohol.

Maka kita harus berusaha mencari yang alcohol-free, bahkan orang bikin bir yang free alcohol, itu beredar di banyak negara. Jadi dia hanya dikasih soda, bukan

bukan dari hasil fermentasi yang membuat dia berbusa, tetapi berupa jus dikasih soda, temulawak bersoda.

Sepanjang fermentasinya………., bahkan air tape pun kalau di fermentasi dia bisa memabukkan. Jadi semua yang memabukkan dan nanti ahli-ahli kimia mungkin bisa menjelaskan tentang tingkat, karena ada yang hanya sekedar jus, ada yang jadi cuka saja, ada yang sampai……..

Jadi itu ada ukurannya, saya tidak tidak hafal, maka seluruh unsur yang harus hati-hati, orang lain menganggap bahwa alkohol itu bisa menjadi memperindah produk makanan, bisa memperempuk, teksturnya menjadi sangat enak sekali, Al-Quran tidak menegasikan kebaikan dari itu tetapi dosanya lebih besar.

Dosa mengkonsumsi khamr itu lebih besar daripada manfaat yang bisa kalian peroleh. jadi Islam obyektif untuk itu manfaat memang ada, tetapi dosanya lebih besar, maka hindarilah dia, perbuatan kotor hanya orang yang di kooptasi oleh setan saja yang menjadi penggunanya. begitu yang disebutkan dalam Al-Quran, kalian yang jika ingin jauh dari setan hindari ingin dekat dengan Allah maka jangan mengkonsumsi khamr.

Ini masalahnya hampir bolu kita, kue-kue apalagi yang enak-enak itu dicamppue alcohol.

Memang tampilannya lebih baik dan teksurnya juga lebih enak, yang itu sudahlah tetapi bahayanya lebih besar bagi kita. Kandungan alkoholnya inilah yang akan merusak diri kita dihadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Maka harus hati-hati anak-anak kita suka begitu gegabah indah dilihat, enak dipandang langsung dia beli harus ditanya ada rumnya tidak. Ada campuran yang nabati, ada yang hewani, kalau yang nabati oke, tetapi kalau hewani ini dia kebanyakan mereka menggunakan yang ready stock itu dari babi, jarang yang membuatnya dari binatang-binatang yang hasil sembelih, karena kita tidak familiar dengan itu.

Jadi memang kita harus cermat betul karena jangan sampai mengkonsumsi barang yang diharamkan Allah, masuk ke dalam tubuh kita yang nantinya akan mencelakakan kita di depan Allah, dan di dunia dalam kehidupan kita.

Ini tingkat kehati-hatian dan tentang mindset dan cara pandang terhadap segala fenomena kehidupan yang kita jalani. Jangan sampai kita salah mempersepsikan apa yang ada, ujian itu dengan kebaikan dan keburukan dan kemudian seluruh ujian itu ayykum ahsanu amala, siapa yang stabil beramal sholeh dalam dinamika kehidupan yang dijalaninya, stabil kinerja dan perilaku kita, itulah yang dilihat oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

Pertanyaan  2 (Bapak Abdul Rozak)

Pertama, QS. Al-Baqarah: 214. Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang- orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, “Kapankah datang pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat. Orang yang masuk surga harus diuji dulu seperti dialami rasulullah diberi guncangan, penderitaan, dsbnya, bagaimana kita di Sukamiskin ini di penjara, pekerjaan kita hilang, status kita sosial hilang, harta kita

habis, boleh jadi kita disini karena dizalami dan tidak bersalah, apakah yang kita alami disini adalah ujian ataukah ini jalan kita menuju surga?

Kedua, QS. Al-Baqarah (2): 215. Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang apa yang harus mereka infakkan. Katakanlah, “Harta apa saja yang kamu infakkan, hendaknya diperuntukkan bagi kedua orang tua, kerabat, anak yatim, orang miskin dan orang yang dalam perjalanan.” Dan kebaikan apa saja yang kamu kerjakan, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui. Termasuk kategori infak, bagaimana dikorelasaikan dengan QS. Al-Anfal: 3 dan 4, digambarkan orang shalat dan berinfak derajatnya sempurnakan dan diangkat oleh Allah.

Jawaban

Penjara itu bukan sesuatu yang mengerikan, kita saja yang mempersepsikan begitu mencekam dan ngeri, faktanya kan kita baik-baik saja, banyak orang yang iri kepada kehidupan sehari-hari kita di penjara, buktinya media massa mencari-cari jalan bagaimana supaya kita yang sengsara lebih sengsara lagi.

Jadi cara kita mengukur penderitaan dan kenyamanan itu rasulullah mengatakan,”Hendaklah kalian melihat kehidupan orang yang lebih sulit dari kalian, jangan melihat yang lebih baik dari yang di atas kalian.” Jadi kita perlu searching mencari informasi bagaimana situasi penjara di tempat lain, bahkan kalau perlu di negara lain walaupun tidak ada acara yang bagus-bagus di negara lain, tetapi ada yang lebih memilukan dan lebih mengerikan dari yang kita tempati.

Maka kita harus sampai pada tingkat,”Ya Rabb tidak sia-sia Engkau memasukkan saya ke dalam penjara.” Itu bobot pemikiran dan perenungan kita dalam menjalani kehidupan, maka masing-masing kita harus menemukan sebuah kesimpulan yang menyatakan,”Ya Rabb tidaklah sia-sia Engkau menjadikan aku sebagai penghuni penjara.” Yang disebutkan tidak berubah ………, saat kita di penjara ibadah kita stabil, mental kita stabil tidak boleh down gara-gara.

Jadi dalam riset dan penelitian bahwa orang yang masuk penjara itu pasti mentalnya akan guncang. Nah harus dicarikan treatment dan terapi bagaimana agar mental kita stabil, berpikirnya orang yang kelamaan di penjara itu menjadi sangat subyektif dan tidak kehilangan objektivitas karena sebagai martir, maka orang lain dianggap sebagai …………

Jadi dia trauma kepada semua orang. Bagaimana supaya itu hilang dan tidak ada dalam pikiran kita maka kita menjalaninya dengan biasa saja. Bagaimana mempersepsikan kenyamanan dan kesejahteraan keluarga kita, dan anak-anak kita.

Jadi kita harus berpikir ulang, menata ulang jalan pikiran kita berbasis keimanan yang kita miliki, bahwa,”Sesuatu yang terjadi pada dirimu itu bukan kesalahan alamat, sesuatu yang keliru tidak akan pernah terjadi kepada dirimu, semua yang terjadi pada diri kita dan yang ada di lingkungan kita atas izin Allah, kalau Allah sudah mengizinkan pasti dibalik itu semua ada segudang kebaikan, karena bisa jadi yang tidak kamu sukai justru mendatangkan kebaikan, dan bisa jadi sebaliknya, yang kalian inginkan segera keluar dari Lapas justru menyengsarakan.”

Sampai hari ini banyak kawan-kawan kita yang di luar mengeluh, di luar susah

betul.

Jadi mengeluh itu build in dalam diri kita, saat kita menderita kita mengeluh, saat kita senang mengeluh, dalam situasi apapun kita mengeluh maka itu build in dalam diri kita. Disebutkan,”Jangan mengeluh kecuali kepada Allah, nanti Allah yang akan memprepare dan menata, dan mengeluh kepada orang lain, akan bikin susah, jadi begitulah kalau sesama kita.” Kalau kepada orang lain experience, bagaimana bertukar pengalaman mengatasi persoalan, bukan berkeluh kesah minta dibantu, bantuan minta kepada Allah pertolongan minta kepada Allah, tetapi experience saling bertukar pengalaman mengatasi persoalan itu perlu.

Maka kita diperintahkan, ini ada dua makna, apa yang sudah dia lakukan untuk hari esok untuk hari sesudah kematian? Ada lagi apa dia sudah dipersiapkan untuk sesudah hari ini berbasis pengalaman yang lalu, ada lagi yang di dunia dan akhirat. Ada lagi memaknainya bukan tentang diri tetapi pengalaman orang lain pun harus kita pelajari, yaitu dalam hendaklah kalian mengambil Ibrah mengambil pelajaran dari yang dilakukan banyak orang yang terjadi pada banyak orang hingga kau bisa memiliki rutmen yang baik menuju butter future, menjadi harapan dan idaman semua orang, di dunia dan akhirat.

Jadi semua kita pelajari itu tetapi bukan dalam dalam konteks keluhan, tetapi pelajaran apa yang kita bisa untuk menata. Jadi hati-hati dengan keluhan, karena keluhan itu sama dengan kita bisa menuduh Allah tidak adil, menuduh Allah tidak bijak dan mengadukan Allah kepada makhluk-Nya, padahal seluruhnya terjadi karena Allah.

Sehingga konsistensi kita dalam hablumminallah hati tidak boleh bergeming dalam saat keadaan kita terpuruk atau kita dalam keadaan kita di atas angin. Jalan pikiran harus tetap macth dengan metode Qurani, aktifitas keseharian fluktuasinya tidak boleh sampai meninggalkan yang wajib dan melanggar yang haram, hanya sebatas yang wajib dan yang sunah.

Jadi ada range dalam aktivitas dan aksi tindakan kita dan stabilitas sistematik metodologi berpikir dan iman kita harus stabilish dan tidak terguncang. Meskipun dinamika lapangan kita berguncang dalam berbagai situasi, tidak boleh merubah innerbeauty kita. Jadi itulah dimaksudkan kesabaran dan itu yang dimaksud dengan keistiqomahan.

Jadi tatkala nama baik kita dicemarkan. Jadi kalau itu kita tinggal istighfar saja. Ternyata semua orang tahu kalau saya melakukan perbuatan dosa, jadi kita diingatkan oleh public, oleh media untuk segera isitigfar, tetapi kalau ternyata itu tidak benar, kan Rasulullah menjanjikan bahwa orang-orang yang membicarakan kita, dan memfitnah kita itulah yang nanti akan kebaikan mereka ditransfer ke kita.

Jadi kita memiliki pasif income, pahala kita terus mengalir kan, dan imcome kita terus meningkat, karena kita dibully dan difinah dan dijelek-jelekkan oleh KPK atau oleh Jaksa. Tatkala kebaikan mereka habis maka keburukan kita yang akan ditransfer ke sana, mau tidak tanpa bekerja dapat pahala? Mau tidak tanpa istigfar dosa kita habis? Kan bagus, maka tidak usah merisaukan.

Kalau tidak benar apa yang mereka katakan itu menguntungkan kita. kalau benar apa yang mereka katakan itu agar kita segera istighfar, begitulah cara pandang orang mukmin,”Betapa mengagumkan cara pandang dan cara berpikir orang yang beriman, kalau mendapatkan kesulitan dia bersabar, kalau mendapatkan kebaikan dia bersyukur.” Jadi kartunya tidak pernah mati, walau pun orang menskak kita tapi kita tetap punya langkah yang………..

Jadi itulah yang harus dimiliki oleh …………tidak pernah kehilangan harapan dari Allah, yang kehilangan harapan dari roh kita mereka adalah orang-orang yang zalim kepada dirinya atau kafir kepada agamanya.

Jadi ini tentang cara mensikapi, orang-orang bertaqwa dan beriman itu ada tingkatan-tingkatannya dan Allah menguji setiap hamba-Nya dengan cara yang berbeda-beda, dan Allah sangat tahu kapasitas daya pikul dan daya panggul kita. Dan para nabi dan rasul itu ujiannya paling tinggi karena mereka akan mendapatkan surga, mereka akan mendapatkan tempat yang tertinggi.

Rasulullah juga diboikot dan dipenjara selama 3 tahun, menjalanai tahanana kota, tetapai tahanan kotanya sangat dahsyat, di perkampungan yang semua orang tidak boleh datang, tidak boleh bertransaksi tidak boleh mengirim apa-apa, semuanya di boikot selama 3 tahun, sampai Rasulullah meletakkan batu dibalik gespernya. Tapi itu bukan tiap hari dilakukan Rasulullah, selama tiga tahun, sebelumnya tidak dan Khadijah uangnya habis digunakan untuk menservis dan menjamu selama 3 tahun pengikut Rasulullah, yang dia berbisnis dan kekayaannya untuk membiayai pengikut suaminya di panjara.

Semua keluarga besar Rasulullah masih memprotek meskipun beda agama, tapi mereka tidak akan menelantarkan anggota keluarganya, tetapi yang lain-lain, disini Usman bin Affan mengeluarkan asetnya, Abu Bakar yang semua orang-orang kaya mengalokasikan kekayaannya untuk menjaga kesinambungan hidup umat Islam yang dibaiokot. Nabi Yusuf  juga di penjara.

Jadi penjara itu bukan sesuatu yang harus kita takuti, maka biasa saja Allah akan bersama kita akan melindungi kita, yang penting begitu masuk penjara kita cari di mana tempat beribadah? Bagaimana saya bisa mendapatkan Quran, kelengkapan salat?

Kita harus hidup realistis, bisa hidup dalam standar jetset yang serba diservis bahkan mengambil air pun tidak boleh, akan dituangkan mau mengambil gelas pun diambil kan. Cuci piring sSendiri, masak sendiri, makan sendiri juga harus bisa kita kerjakan. Jadi biasa saja.

Jadi kita rileks saja, hidup kita, disebutkan,”Rekreasii umat-Ku adalah rekreasi dalam menjalani kehidupannya.” Jadi berjuang dalam menjalani kehidupan itu adalah rekreasi. Jadi jangan terlalu serius, nanti bahagia kita di surga, bahagia kita jika mendaptakan ridho Allah dan semuanya akan dikasih saat itulah kita…